INDONESIA
Di bawah awan tebal yang tak berujung
Aku bersama ibuku hari itu
Dengan payungnya yang terangkat, ia memegang tanganku
Saat kami berjalan menyusuri jalan setapak musim panas
Mendengar suara yang hampir tenggelam oleh kicauan jangkrik
Berulang kali ia berkata
''Setiap orang menjalani hidupnya sendiri tanpa pernah kembali''
Karena masih terlalu muda, tentu saja
Mendengar hal-hal yang tak dapat ku jawab
Sebelum aku menyadarinya, aku tertidur di punggungmu, tidak menangis sama sekali
Pertanda akan datangnya hujan sore hari
Guntur menggema di kejauhan
Seolah meramalkan kehidupan kita
Bagaimana keadaan kita sejak saat itu...
Saat aku mendekatimu hari itu, untuk pertama kalinya
Akhirnya aku mengerti
Mengapa kau tiba-tiba berjongkok, dan meneteskan air mata terakhir itu
Perasaanmu...
Aroma musim panas itu...
ROMAJI
sukima nai nyuudougumo no shita
ano hi wa haha to futari
higasa wo sashite te wo hikare
aruiteta natsu no michi
semishigure ni kie sou na koe de
nando mo itta
“minna hitori de ikite yuku mono
furikaeranai”
osana sugiru watashi wa kitto
kotaerarenai koto wo kiki
anata no senaka de itsushika
nemutteta naki mo sezu
kore kara kuru yuudachi no yokan
hibiku enrai
are kara no watashi-tachi wo maru de
uranau you na
ano hi no anata ni chikazuite
hajimete wakaru
totsuzen shagamikonde nagashita
saigo no namida
anata no kimochi
ano natsu no nioi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar